Jumat, 08 Juli 2011

System Analist


BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Berbagi pengalaman dalam melakukan perencanaan, desain, pembuatan piranti lunak. Sangat luas penggunaan piranti lunak di sekitar kita. Piranti lunak sebagai nyawa dari sebuah peralatan, menjadi perangkat yang tidak terlihat tetapi dapat dirasakan manfaatnya. Berbagai piranti lunak dibuat mulai dari lingkup yang kecil hingga besar, dari yang baik hingga yang jahat, dengan tujuan-tujuan tertentu. Kembali kepada asal muasal pembuatan piranti lunak yang digunakan untuk memberikan kemudahan hidup.
Seiring dengan perkembangan jaman, banyak sistem yang beralih menggunakan teknologi komputer. Atau lebih sering disebut dengan sistem komputerisasi. Memang kemampuan komputer ada dari kecepatan, ketepatan perhitungan, dan pengolahan data yang besar. Sehingga tidak lagi memakan waktu yang berhari-hari bahkan berbulan-bulan untuk mengolah/mencari sebuah berkas.
Dengan perkembangan jaman pula, dimungkinkan sebuah sistem mengalami perubahan-perubahan. Perubahan itu dapat berupa perubahan aturan / kebijakan, efisiensi, dll. Dengan begitu seorang analis sistem dituntut mempunyai kemampuan dasar komputer, sehingga kebanyakan seorang analis sistem identik dengan dunia komputer.  Walaupun sebenarnya kemampuan seorang analis sistem tersebut sangat dipengaruhi oleh pengalaman dalam melakukan analisa sebuah sistem.
Untuk menjadi analis sistem, seseorang dapat melalui dengan tahapan awal dengan menjadi pembuat program. Dalam pembuatan sebuah program, seseorang akan terlatih dengan pola-pola baku komputer. Hal ini membuat pondasi yang kuat saat menjadi analis sistem. Dilanjutkan dengan kemampuan kritis menjawab permasalahan. Selanjutnya adalah memahami masalah sistem. Pada akhirnya metode-metode analisa, dapat membantu dalam mengalisa sebuah sistem. Dapat disimpulkan bahwa cara berpikir mempunyai peranan yang sangat penting bagi seorang analis sistem. 
Salah satu kategori pekerjaan di bidang teknologi informatika yang banyak dibutuhkan perusahaan adalah bidang Application Specialist. Posisi-posisi di bawah kategori ini masih menjadi incaran perusahaan-perusahaan untuk mendukung kelancaran operasional dan produksi mereka. Umumnya perusahaan membutuhkan profesional yang bisa membuat aplikasi sistem sesuai dengan kebutuhan perusahaannya.
Posisi dalam kategori application specialist seperti system analyst programmer masih tetap menempati top IT job berdasarkan analisa yang dilakukan oleh JobsDB.com IndonesiaDari sekitar 800-an lowongan kerja bidang TI yang ditayangkan di JobsDB.com setiap harinya, hampir 45% diantaranya adalah pekerjaan di bawah kategori ini.
System analyst dan programmer memiliki keterkaitan karena programmerlah yang nantinya menuangkan analisa sistem ke dalam bahasa pemograman. Karir seorang professional system analyst juga sering kali berawal dari programmer.
Pembahasan kali ini adalah mengenal lebih jauh profesi system analyst dan organisasi dari profesi System analyst tersebut. System analyst adalah profesional TI yang mempunyai kemampuan untuk menganalisa sebuah sistem yang digunakan sebuah perusahaan dalam mendukung operasional maupun produksi. Analisa dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan mempelajari masalah-masalah yang timbul dari sebuah sistem untuk kemudian merumuskan suatu solusi yang sejalan dengan kepentingan bisnis dan teknologi informatika.
Banyak nama lain menyebut system analyst. Contohnya system designer, system consultant, system engineer.
Apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab seorang system analyst? Secara garis besar, seorang system analyst tidak hanya bertanggung jawab terhadap bidang teknologi saja, namun lebih luas lagi pada bidang aplikasi secara keseluruhan.

1.2  Tujuan
1.2.1.      Untuk mengetahui organisasi profesi System Analyst
1.2.2.      Untuk mengetahui etika profesi dari organisasi System Analyst
1.2.3.      Memberikan tempat untuk saling bertukar fikiran para System Analyst
1.2.4.      Memenuhi Final Project dari mata kuliah Etika profesi


1.3 Rumusan Masalah
1.3.1.      Apa nama dari organisasi System Analyst ini
1.3.2.      Bagaimana aturan dalam keanggotaan dar organisasi ini
1.3.3.      Standarisasi apa yang digunakan
1.3.4.      Syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota oraganisasi System Analyst
1.3.5.      Sanksi yang dikenakan

1.4  Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami laporan studi kasus ini maka dikemukakan sistematika penulisan agar menjadi satu kesatuan yang utuh.
     BAB I    PENDAHULUAN berisikan deskripsi umum penulisan laporan hasil studi yakni  latar belakang, tujuan, rumusan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II   LANDASAN TEORI berisikan defenisi system analyst, kode etik seorang system analyst dan tentang gambaran umum system analyst lainnya.
BAB III PEMBAHASAN berisikan tentang organisasi, aturan dan syarat keanggotaan, sanksi, serta  kebijakan organisasi.
BAB IV PENUTUP berisikan kesimpulan dan saran-saran yang mencakup   semua materi.


B A B  II
LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi System Analyst
Sistem analis adalah orang atau seorang yang merancang, meneliti dan melihat serta menganalisa sebuah sistem yang bekerja. Baik itu berupa hardware, maupun software. Selain itu sistem analis juga dapat dikatakan sebagai seorang yang menggunakan pengetahuan aplikasi komputer yang dimilikinya untuk memecahkan suatu masalah dibawah arahan manajer atau manajemen sistem/ perusahaan. Seorang sistem dapat juga dikatakan orang yang bertanggung jawab menterjemahkan kebutuhan si pemakai atau user atau orang banyak kedalam spesifikasi teknik yang diperlukan oleh programmer sistem  dan diawasi oleh manajemen.

System Analysis adalah suatu teknik atau metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan system ke dalam komponen-kemponen pembentuknya untuk mengetahui bagaiman komponen-komponen tersebut bekerja dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan system.
System Analysis biasanya dilakukan dalam mebuat System Design

System Design adalah salah satu langkah dalam teknik pemecahan masalah dimana komponen-komponen pembentuk system digabungkan sehingga membentuk satu kesatuan system yang utuh. Hasil dari System Design merupakan gambaran system yang sudah diperbaiki. Teknik dari System Design ini meliputi proses penambahan, penghilangan, dan pengubahan komponen-komponen dari system semula.


2.2.   Apa yang perlu diketahui oleh para (calon) Sistem Analis
            Pekerjaan sebagai ahli di bidang komputer adalah sebuah pekerjaan bergengsi. Sistem Analis adalah salah satu profesi sebagai seorang profesional di bidang komputer tersebut. Bahkan seorang Sistem Analis bisa disejajarkan sebagai seorang sarjana di bidang terapan aplikasi komputer. Itulah sebabnya, mengapa ada kebanggaan tersendiri bagi mereka yang menyandang sebutan ini.
            Mulai dari bagian ini, akan saya sampaikan tentang apa saja yang harus diketahui oleh seorang Sistem Analis tersebut. Namun terlebih dahulu, pertama, dalah perlunya diketahui, apa sih System Analist (Analis Sistem) itu. Lalu kedua, apa pekerjaannya, atau peran apa yang diharapkan padanya. Baru ketiga, mestinya, hal-hal apa saja yang harus mereka kuasai untuk menyandang profesi tersebut.
            Rangkaian tulisan ini dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam mempersiapkan dirinya menjadi praktisi di bidang komputer. Untuk memahami rangkaian tulisan ini, maka para pembaca diharapkan telah memiliki pengetahuan pemrograman.

2.3.   Apa yang dikerjakan seorang System Analist
            Secara ringkas, bisa diuraikan sebagai berikut. Pertama, komputerisasi tak bisa jalan begitu saja, hanya karena kita sidah membeli sebuah komputer. Kedua, sebuah komputerisasi tak cuma urusan membuat laporan semata-mata, tetapi merupakan sebuah aliran data, yang diproses secara bertahap, dengan menggunakan program. Hanya dengan memasukkan datanya, lalu memilih-milih jenis proses yang berlaku, tanpa intervensi apa pun dari operator, maka laporan-laporan sudah bisa dihasilkan melalui komputer.
            Bagaimana bisa demikian ? Ajaib ? Tentu tidak. Program yang dijalankan tersebut sudah dibuat dengan menyesuaikannya terhadap prosedur pengolahan data, yang sebelumnya dikerjakan secara manual. Program benar-benar mewakili proses manual, bila ditinjau dari prosedur dan urutan kerjanya. Tetapi, dalam program, kita bisa mengaturnya dalam suatu sistematika yang lebih praktis.
            Program komputer adalah rangkaian instruksi dalam bahasa yang dipahami oleh komputer, yang disusun sedemikian rupa, sehingga menghasilkan sebuah pengertian proses, sesuai dengan tujuannya. Dengan demikian, pembuatan sebuah program tidak hanya berupa pemahaman mengenai kaidah-kaidah bahasa komputer tertentu, namun juga memahami kebutuhan proses yang bagaimana yang akan dibuatkan programnya tersebut. Pun, harus mengaturnya sedemikian rupa, sehingga aliran proses dalam program tadi bisa bekerja secara efektif, dan efisien, dengan memanfaatkan secara penuh semua kemampuan bahasa dan perangkat keras komputer yang digunakannya tersebut.
            Seorang programmer (pembuat program komputer) melakukan pembuatan programnya berdasarkan sebuah permintaan yang diajukan kepadanya, melalui sebuah catatan permintaan yang berisikan uraian kebutuhan sebuah program, disebut spesifikasi program, atau program specifications. Pada catatan ini akan disertakan informasi-informasi mengenai masukan data (input) yang seperti apakah yang akan diolah, proses yang harus dikerjakan, serta keluaran apa yang harus dihasilkan. Sebuah aplikasi, akan terdiri dari sejumlah program, yang akan diolah dalam sebuah rangkaian. Masing-masing program akan bekerja satu dengan yang lain, dalam sebuah kesatuan aplikasi tersebut.
            Darimana desain aplikasi tadi berasal ? Seorang system analist telah melakukannya. Yang bersangkutan, setelah menerima penjelasan dari user mengenai lingkup aplikasi yang ingin dikomputerisasikan akan membuat sebuah konsep mengenai bagaimana sistematika komputerisasi itu dilakukan. Mula-mula ia akan membuat dalam sebuah kerangka umum (general system design), untuk dipresentasikan kepada user. Jika sudah benar, maka ia akan membuat desain sistem secara rinci.
            Dari desain sistem yang sudah rinci itulah muncul sejumlah (bisa puluhan atau ratusan) spesifikasi program. dan dari spesifikasi program inilah programmer membuat programnya.
Pada dasarnya seorang analis sistem melakukan hal-hal berikut:
  • Berinteraksi dengan pelanggan untuk memahami kebutuhan mereka
  • Berinteraksi dengan disainer untuk mengemukakan antarmuka yang diinginkan atas suatu perangkat lunak
  • Berinteraksi ataupun memandu programer dalam proses pengembangan sistem agar tetap berada pada jalurnya
  • Melakukan pengetesan sistem baik dengan data sampel atau data sesungguhnya untuk membantu para pengetes.
  • Mengimplementasikan sistem baru
  • Menyiapkan dokumentasi berkualitas

2.4.   Tugas dan tanggung jawab Sistem analis :
a.       Tanggungjawab analis sistem tidak hanya pada pembuatan program computer saja, tetapi pada sistem secara keseluruhan.
b.      Pengetahuan analis sistem harus luas, tidak hanya pada teknologi komputer, tetapi juga pada bidang aplikasi yang ditanganinya.
c.       Pekerjaan analis sistem dalam pembuatan program terbatas pada pemecahan masalah secara garis besar.
d.      Pekerjaan analis sistem melibatkan hubungan banyak orang, tidak terbatas
pada sesama analis sistem,programer tetapi juga pemakai sistem dan manajer.

2.5.   Kode Etik System Analyst
System analyst membutuhkan sebuah kode etik. Kode etik System analyst sebenarnya hampir sama dengan kode etik yanng dimiliki oleh programmer.
Kode etik seorang System analyst adalah sebagai berikut :
1.      Seorang sistem analis tidak boleh membuat sistem yang sulit dengan sengaja untuk membingungkan atau tidak akurat.
2.      Seorang sistem analis tidak boleh menggunakan sistem yang telah ada sebelumnya dengan hak cipta kecuali telah membeli atau telah meminta izin.
3.      Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak kedua tanpa izin.
4.      Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.
5.      Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu proyek secara bersamaan kecuali mendapatkan izin.
6.      Tidak boleh membuat sistem yang dengan sengaja menjatuhkan sistem lain untuk mengambil keuntungan dalam menaikkan status.
7.      Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.
8.      Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.
9.      Tidak boleh mempermalukan profesinya.
10.  Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer.

Pada umumnya, System analyst harus memperlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Jika semua System analyst menjalankan hal ini, maka tidak akan ada masalah dalam komunitas.

2.6.   System analyst yang baik harus mampu untuk mengikuti alur kerja berikut ini:

v  Memahami system yang ada
v  Identifikasi masalah
v  Menganalisa masalah
v  Merumuskan pemecahan/solusi
Seorang analis sistem tidak bekerja sendiri. Ia akan berhubungan tidak hanya dengan sesama system analyst, tapi juga dengan programmer, user dan manager.
2.7.            Pribadi System Analyst
a.         Mampu bekerja sama
b.         Mampu berkomunikasi dengan baik
c.         Mempunyai sopan santun
d.        Mempunyai pendirian yang tegas
e.         Mampu bersikap dewasa
f.          Mampu bersikap tegas
g.         Dapat bertindak secara metodik
h.         Dapat bersikap akurat dalam memperhitungkan biaya-biaya
i.           Mempunyai sifat kreatif
2.8.            Pengetahuan dan keahlian analis sistem
  1. Analis sistem harus mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian yang khusus. Beberapa analis setuju bahwa pengetahuan-pengetahuan dan keahlian berikut sangat diperlukan bagi seorang analis sistem yang baik, yaitu :
    Pengetahuan dan keahlian tentang teknik pengolahan data, teknologi komputer dan pemograman computer, Keahlian teknis yang harus dimiliki adalah termasuk keahlian dalam penggunaan alat dan teknik untuk pengembangan perangkat lunak aplikasi serta keahlian dalam menggunakan computer, Pengetahuan teknis yang harus dimiliki meliputi pengetahuan tentang
    perangkat keras, teknologi komunikasi data, bahasa-bahasa komputer,
    sistem operasi, utiliti, dan paket-paket perangkat lunak lainnya.
  2. Pengetahuan tentang bisnis secara umum Aplikasi bisnis merupakan aplikasi yang sekarang paling banyak diterapkan, maka analis sistem harus mempunyai pengetahuan tentang ini. Pengetahuan ini dibutuhkan supaya analis sistem dapat berkomunikasi dengan pemakai sistem. Pengetahuan tentang bisnis ini meliputi akuntansi keuangan, akuntansi biaya, akuntansi manajemen, sistem pengendalian manajemen, pemasaran produksi, manajemen personalia, keuangan, perilaku organisasi, kebijaksanaan perusahaan dan aspek-aspek bisnis lainnya.
  3. Pengetahuan tentang metode kuantitatip. Dalam membangun model-model aplikasi, analis sistem banyak menggunakan metode-metode kuantitatif seperti linier programming, dynamic programming, regresion, network, decision tree, trend, simulasi.
  4. Ahli memecahkan masalah kompleks ke dalam masalah kecil
    Analis sistem harus mempunyai kemampuan untuk meletakkan permasalahan-
    permasalahan komplek yang dihadapi oleh bisnis, memecah-mecah masalah
    tersebut ke dalam bagian-bagiannya, menganalisisnya dan kemudian harus
    dapat merangkainya kembali menjadi suatu sistem yang dapat mengatasi
    permasalahan-permasalahan tersebut.
  5. Ahli berkomunikasi dan membina hubungan Analis sistem harus mempunyai kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Keahlian ini diperlukan di dalam wawancara, presentasi, rapat dan pembuatan laporan-laporan.
  6. Memahami metodologi pengembangan sistem informasi. Manusia merupakan faktor yang kritis di dalam sistem dan watak manusia satu dengan yang lainnya berbeda. Analis sistem yang kaku dalam membina hubungan kerja dengan personil-personil lainnya yang terlibat, akan membuat pekerjaannya menjadi tidak efektif. Apalagi bila analis system tidak dapat membina hubungan yang baik dengan pemakai sistem, maka akan tidak mendapat dukungan dari pemakai sistem atau manajemen dan kecenderungan pemakai sistem akan mempersulitnya.
      
BAB III
PEMBAHASAN

3.1.         OPSI
Organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersama-sama dan merealisasikan tujuanya.
OPSI merupakan suatu perkumpulan yang didirikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
OPSI adalah singkatan dari Organisasi Profesi System analyst Indonesia. Sebuah  organisasi yang memungkinkan untuk para System analyst saling bertukar fikiran, dan dapat membuat sistem-sistem baru yang lebih baik dan berkualitas dari sistem yang sudah ada sebelumnya. Dengan adanya OPSI ini masyarakat dan para system analyst dapat meraih hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.

3.2.         Berdirinya OPSI
Pada tanggal 02 Agustus 2009, OPSI didirikan di Pekanbaru, lebih tepatnya di Rumbai. Di dalam perjalanannya, OPSI akan senantiasa melakukan kerja sama yang erat dengan asosiasi profesi lain yang terkait seperti IPKIN, Information System and Control Association-Chapter Indonesia, Institute of Programmer, Forum Komunikasi Satuan Pengawas Intern dan asosiasi profesi dalam bidang TI lainnya.      Diharapkan bahwa dengan dibentuknya Ikatan ini, profesi system analyst akan dapat melayani dengan sebaik-baiknya.
Kegiatan OPSI dalam berbagai bidang, meliputi :
1.      Penetapan standar profesi system analyst nasional
2.      Pemberian sertifikasi dalam bidang kompetensi system analyst nasional
3.      Peningkatan kemampuan anggota dalam bidang system analyst, baik itu sebagai dukungan atas memahami metodologi pengembangan sistem informasi maupun dalam bidang pengetahuan tentang bisnis secara umum dan berkomunikasi serta membina hubungan baik dengan pengguna.
4.      Peningkatan awareness kalangan universitas umumnya, dan jurusan akuntansi serta teknologi dan manajemen informatika khususnya, mengenai pentingnya sistem dan pengendalian sistem informasi
 OPSI merupakan organisasi non-Pemerintah yang independen, bersifat nirlaba dan non-partisan. Dan dalam melaksanakan kegiatannya, OPSI akan menggunakan prinsip-prinsip Tata-Kelola Yang Baik (Good Governance).

3.3.         Apa tujuan dibentuknya OPSI ?
OPSI dibentuk dengan tujuan untuk memajukan dan memasyarakatkan profesi System analyst di Indonesia.

K E G I A T A N
Untuk mencapai tujuan tersebut, OPSI akan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Menumbuhkan masyarakat yang paham dan peduli tentang merancang, meneliti dan melihat serta menganalisa sebuah sistem yang bekerja. Baik itu berupa hardware, maupun software, dalam menegakkan tata-kelola yang baik dari setiap penyelenggaraan sistem informasi yang berdukungan Teknologi Informasi, melalui program sosialisasi yang memanfaatkan semua media komunikasi, dan menjaring keanggotaan yang seluas-luasnya.
2. Meningkatkan layanan kepada anggota berupa penyelenggaraan berbagai kegiatan edukasi.
3. Mengembangkan gagasan, melakukan langkah-langkah persiapan aspek legalitas, kelembagaan, teknis dan administratif, dan pada waktunya akan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sertifikasi profesi system analyst dan penetapan akreditasi atas lembaga pendidikan dan pelatihan sistem analis, yang berlaku dan diakui secara nasional.
5. Mengidentifikasi dan menggali sumber daya yang tersedia di Pemerintahan, komunitas usaha dan masyarakat, yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi.
6. Menjalin hubungan kelembagaan yang saling menguntungkan dengan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dan sejalan dengan tujuan organisasi, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
7. Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung dan sejalan dengan tujuan organisasi, dengan mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

3.4.         Kode Etik OPSI
·         Para System analyst Indonesia adalah warga negara Indonesia dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·         Sistem analyst Indonesia selalu menjaga nama baik organisasi yang di jalaninya
·         System analyst Indonesia senantiasa memelihara kebersamaan sesama anggota komunitas, mendahulukan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi anggota dan atau kelompok anggota.
·         System analyst Indonesia senantiasa berupaya sungguh-sungguh dalam meningkatkan pemahaman, menambah pengetahuan, dan membagi pengalaman dalam bidang system analyst.
·         Para system analyst Indonesia senantiasa mengutamakan kemandirian dan menghindari ketergantungan kepada pihak-pihak di luar organisasi yang langsung maupun tidak langsung.
·         System analyst Indonesia dalam menyampaikan pendapat, pemikiran dan pertimbangannya senantiasa menggunakan pendekatan yang santun, demokratis dan berbaik-sangka.

3.5.         Keanggotaan
3.5.1.            Siapakah yang dapat menjadi anggota OPSI ?
Keanggotaan OPSI terbuka bagi para system analyst, programmer, kalangan universitas maupun masyarakat dari profesi lain yang ingin mengetahui dan mengembangkan sistem. Keanggotaan OPSI adalah berasal dari individu-individu dan dari institusi.

3.5.2.            Ada berapa jenis keanggotaan OPSI ?
Keanggotaan OPSI terdiri dari :
a. Anggota pendiri
Anggota pendiri adalah anggota individu yang mendeklarasikan pembentukan OPSI untuk pertama kalinya.

b. Anggota biasa
Anggota biasa adalah anggota individu yang terdiri dari para pakar, peneliti, praktisi, pemerhati dan peminat bidang pemeriksaan, pengendalian dan pengamanan sistem informasi dan bidang-bidang profesi lain yang terkait dengan penyelenggaraan pemeriksaan, pengendalian dan pengamanan dan atau penyelenggaraan sistem informasi.

c. Anggota muda
Anggota muda adalah anggota individu yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan yang memilih dan disetujui oleh organisasi sebagai status pemula.

d. Anggota kehormatan
Anggota kehormatan adalah anggota individu yang karena reputasi dan atau posisi jabatannya diusulkan, disepakati dan diangkat secara khusus oleh organisasi sebagai status kehormatan.

3.5.3.            Persyaratan Anggota
3.5.3.1.Persyaratan untuk anggota biasa dan anggota muda adalah :
·         Warganegara Indonesia dan berumur sekurang-kurangnya 20 (dua puluh ) tahun ;
·         Mempunyai latar belakang pendidikan, lingkungan pekerjaan, pengalaman profesional, dan atau minat dalam bidang system analyst;
·         Menyatakan persetujuan untuk mentaati peraturan dan ketentuan organisasi yang telah dimuat.

3.5.3.2.                  Persyaratan untuk anggota institusi adalah :
·         Entitas bisnis, asosiasi usaha sejenis, perkumpulan profesi, dan lembaga swadaya masyarakat yang mempunyai akad sebagai suatu badan hukum ;
·         Mempunyai hubungan kepentingan secara langsung atau tidak langsung dengan bidang system analyst
·         Menyatakan persetujuan untuk mentaati peraturan dan ketentuan organisasi yang telah dimuat

3.5.4.            Hak Anggota
Setiap anggota mempunyai hak untuk :
a.             Mengikuti Rapat Anggota
b.            Mengikuti semua kegiatan organisasi
c.             Mengeluarkan pendapat, mengajukan saran atau pertanyaan, baik lisan maupun tertulis kepada Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus
d.            Hanya anggota pendiri, anggota biasa dan anggota institusi yang mempunyai hak pilih dan hak dipilih sebagai anggota Dewan Pengawas, Dewan Pengurus dan Badan Otonom, dengan ketentuan bahwa setiap anggota pendiri, anggota biasa dan anggota institusi (walaupun diwakili dua orang) hanya mempunyai satu hak suara.
e.             Anggota pemula tidak mempunyai hak pilih tetapi berhak dipilih hanya untuk menjadi anggota Badan Otonom saja.
f.             Anggota kehormatan tidak mempunyai hak pilih tetapi dapat diminta untuk ditunjuk langsung menjadi anggota Badan Pengawas.

3.5.5.            Kewajiban Anggota
1.            Setiap anggota wajib menjaga reputasi dan integritas profesional yang dimilikinya serta menyebarluaskan pemahaman tentang merancang, meneliti dan melihat serta menganalisa sebuah sistem yang bekerja di lingkungan hidupnya dan atau lingkungan kerjanya secara bertanggung jawab.
2.            Setiap anggota wajib bekerja sama dengan anggota lainnya, berbagi pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan profesi system analyst dan bersedia memikul bagian tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
3.            Setiap anggota wajib menjunjung tinggi citra organisasi dan melaksanakan serta mentaati Kode Etik keanggotaan, serta peraturan yang dikeluarkan oleh OPSI.

3.5.6.            Bagaimana cara mendaftar sebagai anggota OPSI ?
Yang pertama kali adalah mengisi aplikasi keanggotaan dan membayar iuran keanggotaan sesuai kategori anggota yang dipilih. Pendaftaran dapat dilakukan secara on-line melalui website OPSI atau dengan mendownload formulir aplikasi.

Prosedur Penerimaan Anggota
1.      Registrasi calon anggota biasa, calon anggota muda dan calon anggota institusi dilakukan dengan mengirim aplikasi keanggotaan melalui surat, facsimile atau akses ke situs elektronis organisasi.
2.      Bidang Keanggotaan organisasi akan melengkapi dan menindaklanjuti proses penerimaan anggota ini, dan menyampaikan permohonan keanggotaan kepada Dewan Pengurus.
3.      Untuk keanggotaan biasa dan keanggotaan muda, Dewan Pengurus dapat memberikan keputusan atas permohonan keanggotaan, sedangkan untuk keanggotaan institusi Dewan Pengurus memintakan dulu pertimbangan dari Dewan Pengawas sebelum membuat keputusan.
4.      Kartu Tanda Anggota, buku Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, alamat surat-elektronis, dan dokumen organisasi lainnya yang terkait dengan keanggotaan akan disampaikan kepada anggota baru oleh bidang Keanggotaan.
5.      Bentuk dan format formulir, tampilan, kartu tanda anggota dan alamat surat elektronis ditetapkan oleh Dewan Pengurus.

3.5.7.            Berakhirnya Keanggotaan
1.      Keanggotaan biasa, keanggotaan muda dan keanggotaan kehormatan berakhir atas permintaan anggota sendiri secara tertulis atau karena anggota meninggal dunia.
2.      Keanggotaan biasa, keanggotaan muda dan keanggotaan institusi dapat berakhir sebagai sanksi organisasi karena tidak dipenuhinya persyaratan keanggotaan atau karena pelanggaran terhadap ketentuan organisasi, termasuk di dalamnya pelanggaran terhadap kode etik.
3.      Pemberhentian keanggotaan disampaikan secara tertulis kepada yang bersangkutan dengan mencantumkan alasan berakhirnya keanggotaan, kecuali berakhirnya keanggotaan karena seseorang meninggal dunia.
4.      Anggota yang diberhentikan karena tidak memenuhi kewajiban keanggotaan dapat diterima kembali setelah menyelesaikan seluruh kewajiban dan menempuh semuya prosedur anggota baru.

3.6.         Standarisasi
Pengembangan standar kompetensi kerja nasional dan sertifikasi profesi tenaga kerja sangat diperlukan, sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta pertumbuhan kebutuhan akan tenaga profesional di bidang IT. Di bagian ini akan dibahas sertifikasi IT dalam hal penguasaan kemampuan yang terkait dengan System analyst. Yang dipilih adalah sertifikasi Microsoft Certification Application Developer (MCAD).
Sertifikasi MCAD dibuat oleh Microsoft sebagai respon terhadap kebutuhan industri akan sebuah sertifikasi yang memungkinkan mereka untuk menunjukkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan, memaintain, dan mendeploy aplikasi Web atau desktop berbasis Windows dengan skala kecil sampai menengah. Sebaiknya untuk mengambil sertifikasi MCAD Anda paling tidak sudah memiliki pengalaman 1 – 2 tahun dalam membuat aplikasi dan tidak asing dengan platform Microsoft .Net.
Lingkup profesi yang terkait dengan sertifikasi ini di antaranya adalah programmer, analis, dan software developer.
Untuk mendapatkan sertifikasi MCAD kandidat harus terlebih dahulu lulus dua ujian inti dan satu ujian pilihan dalam suatu area spesialisasi. Untuk ujian inti Anda dapat memilih satu ujian dalam spesialisasi Web Application Development atau Windows Application Development. Untuk satu ujian inti lagi Anda harus mengikuti ujian dalam bidang XML Web Services dan Server Components. Sementara untuk ujian pilihan Anda harus membuktikan diri dengan melewati suatu ujian keahlian dalam menggunakan salah satu produk server Microsoft, atau melakukan implementasi application security dengan platform Microsoft .Net. 
                                                 B A B  IV
                                                PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan diatas, maka secara garis besar dapat diambil suatu kesimpulan yaitu System analyst adalah orang yang tugasnya menganalisis dan mendesain sistem yang akan digunakan dalam suatu perusahaan/organisasi. Ia dituntut mengenal mulai dari apa yang diminta oleh klien (system definition), pengerjaan database-nya (system implementation), hingga ke pengenalan hardware. Serta kode etik-kode etik dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang yang berprofesi sebagai seorang sistem analis. Dan organisasi diperlukan bagi seorang sistem analis agar dapat menunjang dan melaksanakan profesinya dengan baik. Dengan ini seorang sistem analis dapat saling berbagi pengalaman dan informasi serta bertukar pikiran dalam menghadapi masalah dan kendala yang dihadapi pada aktivitas yang dilakukannya.

4.2 Saran
Mengharapkan  organisasi ini dapat direalisasikan dan bermanfaat bagi para profesi sistem analis.


 Daftar Pustaka

Davis, William S., Systems Analysis And Design : A Structured Approach,
Addison-Wesley Publishing Company, 1983.

HM., Yogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi : Pendekatan
Terstruktur, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1995.

Martin, Merle P., Analysis And Design of Business Information Sytems,
Macmillan Publishing Company
, New York, 1991.

Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2003.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar